Pada sepenggal malam terakhir
Raut rimbun wajahmu ditumbuhi kalut marut
Senyum hendak hengkang dari paras cemas
Ada gelisah mengisyaratkan penyesalan
Gerimis tak bersahaja
Mencabik-cabik wajah hingga menyuramnya malu
Ingin kau lepas nyawa dari ragamu
Hingga tersisa jasad
Sampai malam terakhir. Badan bernapas dalam murka bumi
Lorong waktu, ingin ia menyaksikan sejarah
Menapaki hari, bulan, dan tahun
Sebelum tiba bulan Desember
Segelas weski dan potongan roti
Pesta kembang api
Mencibir rimbun kalut marut parasmu
Seolah menginjak-injak dada
Sepasang kaki tak yakin ingin pergi
Karena sejarah tak benar-benar menjawab keadaan
Mengapa bulan Desember hanya ditinggalkan
Oleh sepenggal malam yang membelah langit