Jumaat, 10 April 2015

Halusinasi Desa Kecilku

Masih bersemayam jiwa disana
nikmati keroncong dan denyut di bilik jantung
dengan secangkir ilusi sungguh memabukkan bila
tidak segera datang fajar menghampiriku
untuk memotong sepetak halusinasi
dalam rincik lalu lalang angin teratur
pada sela ingar bingar kota peraduan
menjalar ingin di ubun-ubun untuk
menyedu kopi buatan ibu yang rasanya tak pernah pahit

Masih bersemayam jiwa disana
labuh rindu tiada bertepi
sedang cadas ingin segera menjauh dari ketidaktahuan
paksa raga meregang dengan ruhnya yang masih bersemayam jauh disana
memikirkan kopi buatan ibu nan aromanya
membawa pilu dan menjalar kemana-mana

Sudah bersemayam raga disini, menghitung rotasi waktu
barang kali tiada berhenti sejak Adam masih sendiri
lalu menyedu kopi bukan buatan ibu
sembari berbisik tentang malam panjang pada uapnya
yang membentuk halusinasi desa kecilku

Tiada ulasan:

Catat Ulasan